halalbihalal dengan keluarga kata mas Wawan memberi alasan pada kami.
Dengan menggunakan baju putih, sepatu putih dan rambut dikuncir berdiri menambah lucu wajah Lily yang selalu dalam gendongan mba Zia. Matanya berputar-putar melihat sekeliling yang begitu ramai yang setiap pandangan selalu tertuju padanya. Mungkin bingung, mungkin sedikit tidak mengerti ada apa gerangan dengan keramaian yang ada. Tapi dari sorot matanya terlihat Lily sangat menikmati suasana gempita itu dengan sesekali mengembangkan senyum dibibirnya.
Usai acara, mas Wawan yang sedari tadi berpesan padaku untuk mencarikan panti asuhan untuk berbagi rasa bahagia dengan memberi makanan dan kue pada anak-anak panti memastikan lagi.
“Fit, bagaimana? Panti Asuhan mana?” Tanya mas Wawan.
“Walah mas, ternyata musim lebaran begini sulit cari anak panti. Pada mudik itu mas. Sudah lebih dari lima Panti Asuhan yang dekat sini kuhubungi ternyata pada mudik. Masa’ cuman tiga atau lima anak aja. Hmmm……mana lagi ya..” sahutku sembari membolak balik catalog Panti Asuhan seSurabaya yang kudapatkan dari BKPPAIS beberapa waktu yang lalu. Benar-benar memudahkan kami dengan diterbitkan catalog Panti Asuhan seperti ini. Sangat bermanfaat. Benakku berguman sendiri dengan terus menyusuri nama-nama panti yang mesti kuhubungi lagi.
“Coba PA Al-JADID ini ya mas”
“Ya uda sembarang aja. Yang penting makanan ini bisa kita salurkan. Enggak menyangka liburan lebaran begini anak-anak panti juga pada liburan ke keluarganya.”
Alhamdulillah…ternyata di PA Al-Jadid masih ada anak-anak panti yang jumlahnya lebih banyak dari PA yang lainnya. Sekitar 22 anak termasuk dengan non panti yang tinggal di sekitar lingkungan panti. Begitu informasi yang kudapatkan dari pengasuhnya. Akhirnya kami pun menjatuhkan pilihan mengirim makanan dan kue pada PA Al-Jadid yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah kami. Disamping itu mas Wawan juga mengajak menyebarkan snack yang masih banyak ke panti-panti yang lainnya. Mesti tidak ada anak panti, tapi kalau snack bisa bertahan lama. Jadi dititipkan pada pengasuh untuk diberikan pada adik panti saat mereka datang. Begitu mas Wawan memberi alasan padaku. Akhirnya malam itu bersama beberapa teman mas Wawan dan juga mas Yuda kami keliling ke panti-panti.
Haru menyapa kami saat sudah berada di tengah-tengah anak panti dengan segala kepolosan dan mimik yang mengundang empati kami. Kami berkumpul di mushola dengan membentuk lingkaran. Salam dan sedikit penjelasan kusampaikan pada adik-adik panti yang kebetulan malam itu pengasuhnya sedang mengisi pengajian di luar sehingga tidak bisa menemani kami. Hanya kami dan adik-adik panti. Dan itu membuat kami lebih leluasa memperhatikan mereka dengan segala tingkahnya yang masih polos, malu-malu dan salah tingkah dengan perhatian yang kami berikan.
“Kok gak mudik?” tanyaku.
“Tidak..” jawab salah satu dari mereka.
“Asalnya mana?” mas Agra teman mas Wawan turut bertanya
“Lampung.” Jawab yang lainnya.
“Ooo……jauh sekali. Apa karena asal kalian jauh itu yang membuat kalian tidak pulang?” tanyaku yang mulai tertarik untuk menyimak.
“Iya..” jawab mereka dengan polos. Terenyuh sekali hati kami mendengarnya. Disaat kami bisa berkumpul dengan keluarga di hari lebaran seperti ini, ternyata tidak bagi mereka. Mereka tetap dipanti. Mereka jauh dari keluarga, entah masih atau tidaknya orangtua mereka.
“Ada nggak yang saudara kandung disini?” Tanya mas Wawan yang sedari tadi diam dan kebanyakan menundukan pandangan. Sepertinya mas Wawan tidak begitu tega melihat mereka. Diam dalam lisannya, merintih dalam hatinya yang turut piluh tersentuh.
“Ada…ini sama ini..” jawab salah satu dari mereka dengan menunjuk pada dua anak yang satu laki-laki sebagai kakak dan yang satu perempuan sebagai adiknya. Dan hanya dia satu-satunya perempuan yang ada pada waktu itu. Dia selalu menunduk dan malu-malu. Selalu menjauh dari teman-temannya.
Begitulah pertanyaan-pertanyaan yang terus bergantian kami lontarkan demi ingin lebih mengetahui mereka. Kamipun meminta mereka menyebutkan satu per satu namanya. Dan lagi-lagi sikap lucu yang mereka tunjukan dengan saling dorong mendorong untuk menutupi malu-malu dan salah tingkah mereka. Tidak jarang kami memberikan guyonan yang menyegarkan hingga gerrrr…..tawa kami turut menghiasi malam yang semakin larut dalam kepekatan. Dan kami sangat menikmati suasana itu dengan selimut haru yang masih setia menemani.
Selanjutnya kami berdoa bersama. Kami meminta barokah doa adik-adik panti untuk mengiringi keberkahan acara ulang tahun Lily. Khususnya keberkahan bagi keluarga mas Wawan dan mbak Zia sebagai sohibul hajat. Pelan-pelan kucoba melukiskan guratan doa untuk mas Wawan sekeluarga yang diamiini oleh semuanya. Kami tenggelam dalam hikmatnya harap yang kami gantungkan padaNYA ALLAH, Tuhan yang selalu memberi dan mengabulkan segala permintaan. Dzat yang Maha kaya, yang tiada pernah habis kekayaanNYA walaupun semua permintaan hamba-hambaNya dipenuhiNYA. Subhanallah...... Maha suci ALLAH dengan segala kemulyaanNYA.
Dirasa cukup, kamipun berpamitan pada adik-adik panti. Sebelum beranjak pergi mas Jun yang sedari tadi tidak begitu banyak komentar merogo saku dan mengeluarkan sejumlah uang dan diberikan pada salah satu anak panti yang lebih besar dengan sebelumnya berpesan untuk dibagi bersama yang lain.
Akh…….anak panti selalu menggugah hati dan jiwa. Dan memang selalu begitu. Mengetuk-ngetuk pintu hati siapa yang melihat dan memperhatikannya. Dan mereka yang mau membuka hati, pasti akan tergerak dan memberi. Yaa…….memberi dan berbagi dari apa yang telah Allah titipkan untuk kita miliki, gemingku dalam hati.
Kami tinggalkan PA Al-Jadid dan melanjutkan ke panti-panti yang lain yang sudah ditunjuk oleh mas Wawan untuk membagi snack yang masih seabrek. Malam yang indah di bulan Syawal ini. Ulang tahun Lily yang jatuh tepat tanggal tigabelas tepat jatuh di hari lebaran. Keberkahan Idul Fitri keberkahan untuk Lily. Semoga bisa menjadikan Lily kecil kelak menjadi seorang wanita yang sholeha dengan kuatnya iman dan ketaqwaan pada Allah Swt. Selamat Ulang Tahun Lily……………
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar